Hi quest ,  welcome  |  sign in  |  registered now  |  need help ?

Cat Steven, Masuk Islam Saat Berada di Puncak Ketenaran

Written By jieenk on Kamis, 07 Oktober 2010 | Kamis, Oktober 07, 2010

Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.


Bintang Pop

Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan.

"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.
"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.

Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.

"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.

Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.
Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.

Mencari Kebenaran

Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.

Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.

Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.

Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.

"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.

Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.

Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."

Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.
"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat



Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.

Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.

"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.

"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 4 komentar

Philippe Troussier Ajak Istri Bersyahadat

Pada 21 Maret 2005, lalu puluhan surat kabar di Maroko menulis mantan pelatih tim nasional Maroko, Philippe Troussier dan istrinya Dominic Matteo, resmi memeluk agama Islam dan menjadi mualaf.

edua pasangan ini mengucapkan kalimat syahadat, Troussier kemudian mengubah namanya menjadi Omar sedangkan isterinya Dominic menjadi Aminah. Kabar ini tentu saja bukan kejutan. Pasalnya sejak lama Troussier memang mempelajari agama yang disebarkan oleh Nabi Muhammad Saw ini. Salah satu petinggi klub El Fathi Riyadi-Rabat, Mohammaed El Homrani, yang juga sahabat dekat Troussier juga senang dengan keputusan Troussier ini.

El Homrani menyatakan, Troussier menghubunginya dan mengatakan, “Saya sudah mengucapkan syahadat bersama istri saya.”
Hal ini diperkuat dengan dua saksi dari Pengadilan Agama yang diminta Troussier untuk membimbing melafalkan, dua kali kalimat syahadat. El Homrani mengomentari bahwa kedua ucapan tersebut adalah bentuk syahadat yang benar dan memiliki arti dan tujuan sama.

Dengan masuk Islamnya Troussier dan istri, bagi El Homrani merasa gembira dan berita itu baginya bukanlah sebuah kejutan karena El Homrani tahu pasti bahwa selama ini Troussier memiliki keinginan untuk mempelajari kewajiban dan ajaran pokok agama Islam. ”Sayalah yang mengajari dia pengucapan dua kalimat syahadat sehinga dia hapal di luar kepala walaupun dia masih belum fasih dalam pengucapannya,” kata Homrani.



Senang dengan Nama Baru

El Homrani mengatakan bahwa perubahan nama pangilan dari Troussier ke Umar dan Dominic ke Aminah sangat disenangi kedua mualaf tersebut. Sekarang, Umar Troussier tinggal di distrik Souissi, salah satu distrik yang dihuni orang-orang kaya di Rabat-Maroko.
Sang Dukung Putih (julukan Troussier) ini juga mengadopsi dua anak yatim-piatu warga negara Maroko dan dia mulai melakukan kewajibannya sebagai seorang Muslim.

Kontrak Troussier bersama La Fédération Royale Marocaine de Football –FRMF (Federasi Sepak Bola Maroko) batal, setelah federasi ini kekurangan uang.

Philippe Troussier sempat membawa Jepang menjadi juara Asia tahun 2000 dan berhasil mengantarkan Jepang melaju hingga ke putaran kedua Piala Dunia 2002, hingga Zico, mantan pemain terkemuka Brasil mengantikannya sebagai pelatih Timnas Jepang.
Troussier juga sukses melatih sekitar satu dekade beberapa tim-tim nasional antara lain Pantai Gading, Burkina Faso, Nigeria, Afrika Selatan dan Qatar.

Sebelum melatih tim Atlas Lion Maroko, Troussier banyak mendapat tawaran, antara lain dari Cina, Aljazair dan dari negaranya Prancis untuk menggantikan Roger Lemerre.

Namun, dia lebih tertarik bekerja di Maroko, karena memiliki rumah musim panas di Casablanca dan di negara Ibnu Batutah-lah itulah Traoussier menemukan petunjuk Allah.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 0 komentar

Biografi Muhammad Ali

Muhammad Ali (lahir sebagai Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942) adalah pensiunan petinju Amerika Serikat. Pada tahun 1999, Ali dianugerahi "Sportsman of the Century" oleh Sports Illustrated.Ali tiga kali menjadi Juara Dunia Tinju kelas Berat.

Ali lahir di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Namanya mengikuti nama ayahnya, Cassius Marcellus Clay, Sr. Ali kemudian mengubah namanya setelah bergabung dengan Nation of Islam dan akhirnya memeluk Islam Sunni pada tahun 1975.

Sebelum masuk Islam, dia menjuluki dirinya dengan “Yang Terbesar” karena dia adalah petinju terbaik pada masanya. Bahkan para pengamat olah raga mengakuinya sebagai petinju terbaik abad ini. Sejarah tinju belum pernah mengenal petinju secepat dia. Dia berlaga dengan gesit di atas ring dan memukul KO lawannya, lalu berseru dengan bangga, “Akulah yang terbesar”.

Akan tetapi setelah masuk Islam, dia membuang julukan ini, karena tidak suka membanggakan diri dan menjadi seorang yang sederhana dengan jiwa yang Islami.

Dialah petinju dunia Casius Mercelus Clay yang setelah itu dikenal dengan Muhammad Ali Clay.

Dia bercerita tentang perjalanannya masuk Islam.

Aku dilahirkan di Kentucky, Amerika Serikat. Daerah yang dikenal dengan ayam goreng khas yang memakai namanya, yang juga terkenal dengan perbedaan etnis yang kental.

Sejak kecil aku sudah merasakan perbedaan perlakuan ini karena aku berkulit coklat. Barangkali hal inilah yang mendorongku untuk belajar tinju agar bisa membalas perlakuan jahat teman-temanku yang berkulit putih. Dan karena aku mempunyai bakat serta otot yang kuat sehingga memudahkan jalanku.

Ketika belum genap berusia 20 tahun, aku sudah memenangkan pertandingan kelas berat di Olimpiade Roma tahun 1960.

Hanya beberapa tahun kemudian aku berhasil merebut juara dunia kelas berat dari Sony Le Stone dalam pertarungan paling pendek, karena hanya beberapa menit aku berhasil menjadi juara dunia. Dan di antara tepuk riuh para pendukung dan kilatan-kilatan alat kamera, aku berdiri didepan jutaan penonton yang mengelilingi ring dan kamera TV Islam, mengucapkan dua kalimat syahadat dan mengganti namaku menjadi Muhammad Ali Clay. Untuk memulai sebuah peperangan baru melawan kebatilan yang menghalangiku mengumumkan ke-Islaman-ku semudah ini.

Kepindahanku ke agama Islam adalah hal yang wajar dan selaras dengan fitrah-fitrah yang Allah ciptakan untuk manusia. Kembaliku ke fitrah kebenaran membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk berfikir, ini dimulai tahun 1960, ketika seorang teman muslim menemaniku pergi ke masjid untuk mendengarkan pengajian tentang Islam. Ketika mendengarkan ceramah, aku merasakan panggilan kebenaran memancar dari dalam jiwaku, menyeruku untuk menggapainya, yaitu kebenaran hakikat Allah, agama dan makhluk.

Perjalanan keimananku berlangsung bertahun-bertahun dalam bentuk perbandingan antara Islam dan Masehi, sebutah perjalanan yang berat, karena orang-orang disekitarku menghalangiku, kondisi masyarakatku rusak, kebenaran dan kebatilan bercampur aduk, ditambah lagi dengan doktrin gereja yang menggambarkan keadaan orang-orang muslim yang lemah dan terbelakang yang diakibatkan oleh ajaran Islam itu sendiri. Tapi Allah memberiku petunjuk, dan menerangi jalan pilihanku sehingga aku dapat membedakan antara realita umat Islam sekarang dengan hakekat Islam yang abadi. Aku meyakini bahwa Islam membawa kebahagiaan untuk semua orang. Tidak membeda-bedakan warna kulit, etnis dan ras, semuanya sama dihadapan Allah azza wa jalla. Yang paling utama di sisi Tuhan mereka adalah yang paling bertakwa. Aku meyakini sedang berada didepan sebuah kebenaran yang tak mungkin berasal dari manusia.

Aku membandingkan ajaran Trinitas dengan ajaran Tauhid dalam Islam. Aku merasa bahwa Islam lebih rasional. Karena tidak mungkin tiga Tuhan mengatur satu alam dengan rapih seperti ini. “Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak dapat mendahului siang”. (QS. 36 : 40). Ini suatu hal yang mustahil terjadi dan taka akan memuaskan orang yang berakal dan mau berfikir.

Aku merasakan betapa orang-orang Islam menghormati Isa A.S. dan ibunya. Menempatkan mereka pada kedudukan yang sama. Ini hanya ada dalam Islam atau ajaran Nasrani yang masih murni, adapun yang diucapkan para pendeta dan pastur adalah kebohongan belaka.

Aku membaca terjemahan Al-Qur’an dan akupun bertambah yakin bahwa Islam adalah agama yang hak yang tidak mungkin dibuat oleh manusia. Aku mencoba bergabung dengan komunitas muslim dan aku mendapati mereka dengan perangai yang baik, toleransi dan saling membimbing. Hal ini tidak aku dapatkan selama bergaul dengan orang-orang Nasrani yang hanya melihat warna kulitku dan bukan kepribadianku.

Inilah kisah masuk Islamnya juara tinju dunia Muhammad Ali Clay yang mengumumkan ke-Islaman-nya terang-terangan pada saat kemenangannya, seolah-olah dia ingin memberikan pukulan keras kepada para taghut seperti yang dialami oleh lawannya Sony Le Stone.

Masuk Islam-nya bukanlah akhir dari segalanya tapi baru permulaan, karena hari itu adalah hari kelahirannya yang sebenarnya. Dia memulai hidup barunya dari sini, dia tinggalkan seluruh masa lalunya yang bertentangan dengan Islam dan memfokuskan perhatiannya hanya kepada Allah. Surat yang pertama kali dia hafal adalah Al-Fatihah yang ia memulai perjalanan kedamaian dan keimanan.

Muhammad Ali berziarah ke Mekkah tahun 1973, berkali-kali dia kesana dan juga ke Madinah Al-Munawwarh. Dia memohon ampunan kepada Allah atas dosa-dosa yang telah dilakukannya sebelum masuk Islam, dan memohon kepada-Nya agar memberinya husnul khatimah.

Sekarang dia adalah seorang pemimpin keluarga muslim. Dia memberi nama puteri-puterinya dengan nama-nama yang Islami adalah : Muhammad, Maryam, Rasyidah, Khalilah, Jamilah, Hana dan Laila. Mereka mempelajari Islam dan senantiasa pergi ke masjid untuk untuk menjalin hubungan yang abadi dengan Tuhan mereka dan anak-anak muslim lainnya.

Kini dia termasuk orang-orang yang giat berdakwah di Amerika dan memberikan dana. Meskipun demikian dia masih merasa belum memberikan yang terbaik untuk Islam. Dibenaknya ada harapan dan keinginan untuk memberikan lebih banya untuk pengabdian kepada agama Allah dan menegakkan kalimah-Nya.

Kilas Balik

* 17 Januari 1942: Lahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. dari ayah Cassius Marcellus Clay, Sr., seorang pelukis billboard (papan iklan) dan rambu lalu lintas dan ibu Odessa Grady Clay, seorang pencuci pakaian.

* Pada usia 12 tahun, Clay, jr. melapor kepada polisi bernama Joe Martin, bahwa sepeda BMX barunya dicuri orang. Joe Martin, yang juga seorang pelatih tinju di Louisville, mengajari Clay kecil cara bertinju agar dapat menghajar si pencuri sepeda. Clay kecil sangat antusias berlatih tinju di bawah bimbingan Martin.

* 1960: Meraih medali emas kelas berat ringan Olimpiade 1960 di Roma, Italia.

* 29 Oktober 1960: Debut pertama di ring profesional. Menang angka 6 ronde atas Tunney Hunsaker.

* 25 Februari 1964: Merebut gelar juara dunia kelas berat dengan menang TKO ronde 7 dari 15 ronde yang direncanakan atas Sonny Liston di Florida, AS. Liston mengalami cedera pada leher yang membuatnya mengundurkan diri dari pertandingan.

* Segera setelah menang atas Liston, Clay memproklamirkan agama dan nama barunya, Muhammad Ali, serta masuknya dia dalam kelompook Nation of Islam yang kontroversial. (Pada buku biografi Ali yang diluncurkan pada tahun 2004, Ali mengaku sudah tidak bergabung dengan NOI, tapi bergabung dengan jamaah Islam Sunni pada tahun 1975.

* 25 Mei 1965: tanding ulang antara Ali melawan Liston yang penuh kontroversi. Pukulan Ali yang begitu cepat menimbulkan spekulasi di kalangan tinju yang menyebut pukulan Ali sebagai 'phantom punch'. Pukulan itu begitu cepat, sehingga tidak tampak mengenai Liston yang roboh. Banyak isu yang berkembang, termasuk suap dan ancaman orang-orang NOI terhadap Liston dan keluarganya, tapi Liston membantah semua itu dengan menyatakan pukulan Ali menghantamnya dengan keras.

* 1967 - 1970 Ali diskors oleh Komisi Tinju karena menolak program wajib militer pemerintah AS dalam perang Vietnam. Ungkapannya yang terkenal dalam menolak wamil ini, "Saya tidak ada masalah dengan orang-orang Vietcong, dan tidak ada satupun orang Vietcong yang memanggilku dengan sebutan Nigger!"

* 8 Maret 1971, Ali kalah angka dari Joe Frazier di New York, dan harus menyerahkan gelarnya.

* 30 Oktober 1974: Rumble in the Jungle. Ali merebut kembali gelar juara kelas berat WBC dan WBA setelah menumbangkan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8.

* 1 Oktober 1975: Thrilla in Manila. Presiden Ferdinand Marcos memboyong pertandingan Ali vs Fraizer III ke kota Manila, Filipina. Ali menang TKO ronde 14 dalam pertandingan yang sangat seru dan menegangkan, bahkan disebut sebagai salah satu "pertandingan tinju terbaik abad ini". Frazier yang kelelahan akhirnya menyerah dan tidak mau melanjutkan pertandingan pada istirahat menjelang ronde ke-15. Setelah itu, saat akan wawancara dengan televisi, Ali terjatuh karena kehabisan tenaga; setelah istirahat beberapa menit, wawancara bisa dilakukan, tapi Ali harus duduk di bangku karena sudah kehabisan tenaga.

* 15 September 1978: Ali mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans. Ali mengukuhkan diri sebagai petinju pertama yang merebut gelar juara kelas berat sebanyak 3 kali.

* 6 September 1979: Ali menyatakan mengundurkan diri dari tinju, dan gelar dinyatakan kosong.

* 2 Oktober 1980: Ali kembali ke ring tinju, melawan bekas kawan latih tandingnya, Larry Holmes, yang telah menjadi juara dunia kelas berat dalam pertandingan yang diberi judul "The Last Hurrah". Dalam pertandingan yang berat sebelah, Ali tidak mampu berkutik, sedang Holmes tampak tidak tega 'menghabisi' Ali yang tak berdaya. Ali menyerah dan mengundurkan diri pada ronde 11, Holmes dinyatakan menang TKO.

* Disebutkan, dalam laporan medis yang dilakukan di Mayo Clinic, Ali dinyatakan menderita gejala sindrom Parkinson seperti tangan yang gemetar, bicara yang mulai lamban, serta ada indikasi bahwa ada kerusakan pada selaput (membran) di otak Ali. Namun Don King merahasiakan hasil medis ini, dan pertandingan Ali vs Holmes tetap berlangsung.

* Sebelum pertandingan melawan Larry Holmes ini, Dr. Ferdie Pacheco, dokter pribadi yang telah mendampingi Ali selama puluhan tahun, dengan terpaksa mengundurkan diri karena Ali tidak mau mendengarkan nasehatnya untuk menolak pertandingan melawan Holmes, dan lebih memilih bertanding melawan Holmes. Dalam salah satu buku biografi Ali, Pacheco mengemukakan bahwa selama latihan Ali sempat kencing darah akibat kerusakan ginjal terkena pukulan, dia juga mengemukakan bahwa Ali sudah memiliki gejala sindrom Parkinson sejak sebelum pertandingan ini.

* Setelah pertandingan tersebut, dilakukan cek medis ulang, dan hasilnya menguatkan hasil sebelumnya.

* 11 Desember 1981, sekali lagi Ali yang sudah uzur, mencoba kembali ke dunia tinju melawan Trevor Berbick di Bahama dalam pertandingan yang diberi tajuk "Drama in Bahama". Dalam kondisi renta, Ali mampu tampil lebih bagus daripada saat melawan Holmes, walaupun akhirnya kalah angka 10 ronde. Setelah pertandingan ini, Ali benar-benar pensiun dari dunia tinju.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 0 komentar

''Loon'' Penyanyi Rap Terkenal AS yang Masuk Islam

Grup music rap Bad Boy amatlah kesohor di Amerika. Loon adalah penyanyi yang terkenal bersama grup tersebut yang memiliki nama asli Chauncey L. Hawkins. Setelah masuk Islam, Loon merubah namanya menjadi Amir Junaid Muhaddith. Bukan hanya Loon yang masuk Islam, isteri dan anak-anaknya juga ikut langkah baik pemimpin keluarga mereka.

Tidak berapa lama setelah masuk Islam, Amir berangkat ke tanah suci Makkah, bertemu dengan para Imam Masjidil Haram.

Di depan Ka’bah itulah Amir menemukan jati dirinya sebagai seorang hamba Allah yang memiliki misi ibadah kepada-Nya. Amir masuk Islam setelah kumpulan lagu terakhirnya terjual 7 juta copy. Coba bayangkan, kalau per copy saja keuntungannya $ 1.00, maka maka sekitar $ 7 juta masuk kekantong Loon, atau sekitar 70 miliyar rupiah.

Sungguh uang yang sangat banyak bukan ?

Uang yang melimpah yang ia hasilkan dari musik itu ternyata tidak membuat Amir semakin menikmati hidup ini. Bukan uang yang melimpah dan ketenaran sejagat yang membuat Amir menikmati kebahagiaan hidup. Soal uang, ketenaran dan berbagai penghormatan manusia sudah ia dapatkan, baik di Amerika sendiri maupun dari kawasan dunia lainnya. Lalu, Islamlah yang ia pilih untuk menggapai kebahagiaan hakiki itu. Ternyata semua bentuk kesuksesan dunia yang ia dapatkan, tak menghalanginya untuk masuk Islam dan memilih Islam sebagai the way of life-nya.

Tak heran jika setiap Muslim yang melihat atau mendengar kisah Loon ini, spontan terucap di lidah mereka : Alhamdulillah, selamat datang saudaraku seiman. Salut luar biasa. Harta yang melimpah dan ketenaran sejagat ditinggalkan demi hidup sebagai seorang Muslim yang taat. Sementara di negeri kami yang terkenal sebagai negeri Muslim, malah orang berlomba-lomba mengejar fatamorgana dunia dan ketenaran itu.

Bandingkan wajah dan senyum Amir dengan sebelum masuk Islam. Sangat jelas perbedaannya


Sungguh besar pengorbananmu. Uang, harta dan ketenaran itu mungkin tidak akan Anda dapatkan lagi seperti saat sebelum memilih agama yang benar ini sebagai jalan hidup. Pasti Amir sudah memperkirakan itu semua dengan penuh kesadaran dan pemahaman yang mendalam. Itulah resiko menjadi Muslim taat, khususnya di Amerika yang terkenal pemerintahnya anti Muslim taat seperti Amir.

Amir menemukan cahaya Islam belum genap satu tahun, atau sekitar 10 bulan lalu. Musim Haji yang lalu, ia datang ke Makkah untuk menunaikan ibadah Haji dan berkunjung ke Madinah, kota Rasul Saw. Amir juga berkunjung ke Riyadh, ibu kota Kerajaan Arab Saudi dan bahkan ke beberapa kota di negara-negara Arab teluk, seperti United Arab Emirates. Dalam kunjungannya itu, Amir mendapatkan sambutan yang luar biasa. Beberapa media pun antri untuk mewawancarainya, termasuk Aljazeera, stasiun tv terkemuka di Qatar yang mampu melawan kebohongan dan hegemoni CNN milik raja media Yahudi bernama Murdoch.

Amir yang saat ini berusia 34 tahun menceritakan isi hatinya yang paling dalam tentang keislamannya sambil berkata : Saya meraih ketenaran yang luar biasa di kalangan masyarakat Amerika karena musik. Saya sukses luar biasa dalam dunia musik sehingga saya menjadi 10 penyanyi top Amerika berdasarkan rating media Amerika sendiri. Ketenaran saya meningkat tajam saat berduet bersama penyanyi kelas dunia Bop Diddy sehingga penjualan kaset rekaman lagunya lebih dari 7 juta copy. Saya telah menulis 52 lagu.

Amir menambahkan; Anda boleh percaya atau tidak. Kendati memiliki harta yang melimpah dan ketenaran, saya tidak pernah merasakan kebahagiaan dan ketenangan jiwa. Sampai ketika saya berkunjung ke Abu Dhabi 7 bulan yang lalu, saya terkaget-kaget dengan budaya kaum Muslimin Arab. Saat itu saya mendengar lantunan suara azan dan saya melihat orang-orang bergerak menuju Masjid-Masjid yang terdekat untuk menunaikan shalat. Mereka terlihat berakhlak mulia dan berinteraksi dengan baik dengan siapa saja. Saat itu timbul pertanyaan dalam benak saya tentang hakikat agama mereka (Islam). Apakah Islam itu hanya khusus untuk bangsa Arab, atau untuk semua manusia? Sampai akhirnya saya mendapat jawaban yang konprehensif bahwa Islam itu adalah agama untuk semua manusia, tanpa membedakan keturunan, suku dan bangsa.

Setelah berfikir mendalam, saya putuskan masuk Islam dan saya shalat pertama kali saat kembali ke tempat tinggal saya di New York. Sejak itulah saya berubah total. Saya tinggalkan musik secara total. Saya keluar total dari komunitas di mana saya habiskan hidup saya sebelumnya selama 17 tahun. Sekarang saya merasakan ketenangan batin yang sejak lama saya rindukan. Saya merasa bertambah tenang lagi setelah isteri dan anak saya juga masuk Islam.

Semangat saya untuk belajar dan mengenal Islam semakin bertambah, karena tertanam niat dan tekad untuk mengajak orang lain kembali kepada Islam. Saya juga telah bergabung dengan lembaga dakwah Islam Kanada, bidang penyebaran Islam. Saya memiliki program khusus terkait masalah tersebut, yakni mengajak para penyanyi dan seniman top dunia untuk mengenal Islam dan prinsip-prinsipnya.

Amir (sebelah kiri) shalat bersama saudara-saudaranya yang telah masuk Islam sebelumnya

Terakhir Amir menyampaikan nasehatnya kepada generasi muda Muslim di mana saja berada : Ini adalah ucapan saya yang keluar dari lubuk hati yang dalam. Kepada setiap pemuda dan generasi Muda Muslim. Jangan sekali-kali terpengaruh oleh peradaban Barat, demikian juga dengan tradisi mereka.

Jangan sekali-kali meniru lagu-lagu Barat dan prilaku mereka serta apa saja yang dilakukan oleh penyanyi Amerika atau Barat lainnya. Berbanggalah dengan Islam dan agama ini yang sekarang sedang dicari-cari oleh orang-orang kaya dan orang-orang terkenal di dunia. Setelah mereka mengenal Islam, mereka akan tahu bahwa apa yang mereka kerjakan bertahun-tahun sebelumnya tidaklah bermutu dan berguna.

Banggalah Anda sebagai Muslim. Kenalilah Allah sebagai Tuhan Pencipta dan kenalilah Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul yang membawa misi keselamatan. Shadaqta ya Amir. Anda benar saudaraku…
Kamis, Oktober 07, 2010 | 1 komentar

Sembilan Petinju Asal Afrika Masuk Islam di Pakistan

Hari Selasa, sembilan petinju asal Afrika yang sedang mengikuti turnamen tinju internasional di Pakistan mengikrarkan hijrah menuju Islam. Menurut para atlit itu, mereka kagum oleh sisi kemanusiaan dan keadilan agama Islam.

Para petinju tersebut tiba di Karachi untuk berpartisipasi dalam turnamen yang diberi nama Benazir Bhutto, turnamen ini mengumpulkan para atlit dari 20 negara di dunia.

Saya telah berkeliling dunia, dan saya tidak pernah melihat begitu banyak orang masuk Islam dalam sekali waktu.

Even ini sangat penting bagi sebagian orang Pakistan, sebab sudah lama negeri ini tidak bisa melaksanakan even berstandar internasional setelah terjadi kekerasan yang begitu lama.

Turnamen tinju ini akan berlangsung hingga hari Jum'at, sembilan petinju yang masuk Islam (mualaf) itu adalah : enam orang berasal dari Republik Afrika Tengah dan tiga orang dari Kamerun.

Pelatih para petinju dari Republik Afrika Tengah Kalambaye Muhammad mengatakan bahwa para atlit petinjunya kaget dengan pengajaran Islam dan keramahan masyarakat Pakistan.

Semua petinju kami menjadi mualaf, sebelumnya mereka adalah penganut Kristen, keinginan ini muncul dari hati mereka sendiri, mereka sama sekali tidak dipaksa oleh siapapun". kata pelatih itu. "Saya sendiri sudah Muslim sejak lahir, dan saya tahu saat mereka pulang nanti tidak akan ada masalah".

Republik Afrika Tengah adalah salah satu negeri termiskin didunia. 50 persen populasi disana adalah penganut Kristen dan 15 persen menganut Islam.

Para petinju yang menjadi Mualaf ini dibawah kepemimpinan kepala Institut "Jamia Binnoriya" Mufti Naieem di sebuah hotel lokal.

Naieem mengatakan bahwa peristiwa ini sebagai sebuah "sejarah".

"Saya telah berkeliling dunia, dan saya tidak pernah melihat begitu banyak orang masuk Islam dalam sekali waktu. Ini adalah salah satu kebenaran tentang Islam, ini adalah agama sebenarnya, yang mengajarkan keadilan dan kemanusiaan", katanya.

Presiden federasi tinju Pakistan Dodha Khan mengatakan kepada para petinju yang masuk Islam tersebut agar tinggal saja di Pakistan dan untuk mempublikasikan keyakinan mereka yang baru yakni Islam.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 0 komentar

Air Mata Mike Tyson Tertumpah di Masjid Nabawi

Si Leher Beton Mike Tyson boleh garang di atas ring tinju. Tak gentar ia berhadapan dengan siapapun. Namun, di Masjid Nabawi, ia tertunduk, air mata pun mengalir.

Inilah pengalaman spiritual mantan juara dunia tinju kelas berat Mike Tyson ketika melaksanakan ibadah umroh, beberapa hari yang lalu. Tyson menginjak Tanah Suci untuk kali pertama pada Jumat, 2 Juli 2010.

Selama di Madinah, ia bertemu dengan Dr. Muhammad Al-Uqala, Rektor Universitas Islam, yang menjelaskan kepadanya tentang fasilitas apa saja yang diberikan universitas kepada para mahasiswanya yang berasal dari seluruh dunia.

Kunjungannya ke Arab Saudi diatur oleh Asosiasi Da’wah Kanada (CDA),CDA merupakan lembaga da’wah yang banyak mensponsori selebriti Muslim baru untuk berkunjung ke Arab Saudi untuk melaksanakan rukun islam.

Perjalanan Tyson tersebut diatur oleh Canadian Dawa Association (CDA), yaitu Asosiasi Da’wah di Kanada yang biasa mengatur perjalanan para muallaf selebriti mengunjungi tempat-tempat bersejarah Islam di Arab Saudi. Shazad Muhammad, Presiden CDA, ikut  serta menyambut kedatangan Tyson di Bandara Internasional Pangeran Muhammad, Madinah.

Shazad Muhammad, yang juga merupakan duta perdamaian PBB, mengatakan bahwa Tyson akan berada di Saudi selama satu pekan. Ia akan mengunjungi tempat-tempat suci dan tempat penting lainnya di kerajaan itu, serta bertemu dengan orang-orang Saudi untuk lebih mengenali kebudayaan dan tradisi setempat.


Petinju yang selalu meng-KO lawannya di ronde pertama itu langsung melakukan sejumlah kegiatan, termasuk melakukan ibadah di Masjid Nabawi. Saudi Gazette melaporkan, Tyson tinggal di hotel dekat Masjid Nabawi dan mendapat sambutan luar biasa dari fansnya. Ia mendapat pengawalan ketat saat melakukan shalat Zuhur.


Tyson mengaku mendapat pengalaman spiritual luar biasa selama Umroh di Arab Saudi. “Saya senang punya fans yang mencintai saya di Arab Saudi. Tapi, saya berharap mereka meninggalkan saya sendiri untuk menikmati momen spiritual di Tanah Suci. Saya tidak kuasa menitikkan air mata ketika saya mengetahui bahwa saya berada di salah satu taman surga,” ujar Tyson ketika mengunjungi Masjid Nabawi.

Dari Madinah, rencananya Tyson akan melanjutkan perjalanan ke Mekkah untuk melaksanakan umrah. Usai melakukan umroh di Mekkah, Mantan juara tinju dunia ini berencana mengunjungi Jeddah, Abha dan Riyadh.

Tyson yang bernama lengkap Michael Gerard Tyson lahir di New York City, Amerika, 30 Juni 1966. Tyson memeluk Islam ketika masih dipenjara pada pertengahan tahun 1990. Secara resmi, tahun 1995, selepas dari penjara di Indiana, Tyson mengumumkan hijrah memeluk agama Islam yang telah dipelajarinya selama di dalam penjara, dengan nama baru Malik Abdul Aziz.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 0 komentar

Petinju Dunia, Bernard Hopkins Masuk Islam

Nama Bernard Hopkins yang dijuluki “sang algojo (the executioner)”, tentu sudah tak asing lagi bagi para penggemar tinju dunia. Sejumlah nama-nama petinju tenar seperti Oscar de la Hoya, Roy Jones Jr, Felix Trinidad, Antonio Tarver, dan Glen Johnson pernah dipukul roboh di atas ring.

–Penggemar tinju dunia tentu tak asing dengan nama Bernard Hopkins. Dialah sang algojo (the executioner). Julukan ini diberikan karena kemampuan pukulannya dalam merobohkan lawan-lawannya di atas ring tinju. Nama-nama tenar macam Oscar de la Hoya,Roy Jones Jr, Felix Trinidad, Antonio Tarver, dan Glen Johnson pernah dikanvaskannya.

Bernard Hopkins memulai karier tinju profesionalnya sejak tahun 1988. Ia merupakan petinju terbaik yang pernah dimiliki Amerika Serikat. Namanya mulai dikenal luas publik Amerika dan dunia karena keberhasilannya mempertahankan rekor 20 kali gelar juara tinju dunia kelas menengah. Di masa jayanya hingga menjelang pensiun, pria kelahiran Philadelphia, Pennsylvania, 15 Januari 1965 ini,  merupakan petinju pertama di dunia yang memegang empat gelar kejuaraan utama dunia.


Hopkins tumbuh dan dibesarkan oleh kedua orang tuanya, Bernard Hopkins Sr dan Shirley Hopkins, di kawasan Rosen Raymond. Saat usianya menginjak 13 tahun, ia terlibat dalam sebuah aksi kejahatan. Ia melakukan penjambretan dan menikam. Akibatnya, ia harus menjalani hukuman penjara sampai usia18 tahun bersama sembilan orang rekannya di penjara Graterford.

Habis gelap terbitlah terang. Semasa Hopkins menjalani hukuman, ia mulai mengenal tinju. Melalui tinju, Hopkins menapaki hidup yang lebih baik. Debut pertamanya sebagai petinju dijalaninya dengan mulus. Ia mampu mengalahkan Greg Paige di Blue Horizon, 22 Februari 1990. Setelah itu, Hopkins mampu mengantongi kemenangan 20 kali tanpa pernah kalah. Kemenangan itu mengantarkannya menjadi penguasa tinju kelas menengah.

Setelah memutuskan bertinju saat mendekam di penjara, Hopkins juga mengambil putusan terpenting dalam hidupnya. Ia memilih Islam sebagai pemandu kehidupan spiritualnya. Awalnya, tak ada yang mengetahui bagaimana ia mengenal Islam. Hopkins yang telah mengenal Islam terlihat kian matang.

Di luar ring tinju, Hopkins menjalani kehidupannya dengan normal. Ia merupakan suami dari Jeanette Hopkins yang dinikahinya sejak 1993 dan ayah dari seorang putri bernama Latrice. Menjadi seorang Muslim tidak menghalangi Hopkins untuk terus berkarier di dunia adu jotos ini. Bahkan, tanpa sepengetahun banyak orang, ia kerap berdoa sebelum bertarung. Baginya, tinju adalah pekerjaannya. Dan, ia menganggap dirinya mampu dan masih kuat.

Semenjak telah menjadi mualaf, Hopkins memang tidak pernah menunjukkan jati dirinya sebagai seorang Muslim. Meski begitu ia sangat fanatik dengan agama Islam. Ketika ditanya mengapa tidak mengganti namanya sebagaimana lainnya setelah masuk Islam, Hopkins mengatakan, baginya hal itu tidak terlalu penting. Menurut dia,  ‘Islam bukan soal nama, tapi masalah sikap dan perbuatan serta keyakinan kepada Sang Pencipta.
Kamis, Oktober 07, 2010 | 0 komentar

Berkah Ramadhan bagi Mesut Ozil

Written By jieenk on Minggu, 29 Agustus 2010 | Minggu, Agustus 29, 2010

Dalam menggalang kekuatan untuk menghadapi musim depan, Real Madrid sudah mengontrak beberapa pemain. Dan Mesut Ozil, pemain yang ditarik dari klub Werder Bremen merupakan pemain ke-26. Ozil bisa saja menjadi pemain terakhir yang direkrut untuk musim depan.

Maklum, pelatih Jose Mourinho berniat melakukan perampingan jumlah pemain. Sehingga jumlah 26 pemain sudah dinilai cukup.

Terlepas itu semua, Mesut Ozil yang berwarga negara Jerman adalah beragama Islam. Walaupun dibulan Ramadhan ia tak meninggalkan kebiasaanya berdoa dan membaca Al Qur’an. Sesibuk apapun ia selalu berusaha untuk membaca Al Qur’an.

Bahkan ketika akan menghadapi pertandingan Piala Dunia di Afrika Selatan beberapa waktu yang lalu ia selalu membaca ayat-ayat suci agama yang diyakininya itu. Jika sedang membaca Al Qur’an, dirinya yang juga keturunan Turki ini menjelaskan bahwa teman-temannya juga sudah maklum untuk memberikan kesempatan buatnya menyelesaikan bacaan dan tidak buru-buru mengajaknya berbincang-bincang.

Sebagai seorang Muslim, Mesut Ozil merasakan bulan Ramadhan saat ini memberikan banyak keberkahan tersendiri, karena dibulan Ramadhan tahun inilah pamornya makin berkibar dipentas sepakbola Eropa. Pemain yang gemar membaca Al Qur’an ini dibayar mahal oleh klub raksasa Spanyol itu.
(Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 3 komentar

Thierry Henry Muslim, Hanya Allah yang Tahu!

Banyak yang menganggap rumor Henry pindah memeluk agama Islam hanya isapan jempol belaka, banyak juga yang menilai mantan striker Arsenal ini masih memeluk agamanya lamanya. Tapi bukan untuk menjadi perdebatan, marilah kita kembalikan sendiri pada Henry.

Dari beberapa penelusuran, sebuah laman video sharing gratis, terutama dalam wawancaranya dengan televisi Arab, Al Jazeerra, Henry berbicara banyak mengenai Islam, khususnya para pemain Prancis yang sudah memeluk agama Nabi Muhammad ini.
Dalam wawancaranya tersebut, Henry menyebut naman Anelka, Abidal dan menganggap Islam sebagai agama paling mulia di dunia, tapi tidak diketahui pasti apakah Henry sudah pindah memeluk Islam.

Namun, dari salah satu komentar, disebutkan, dia lancar berbahasa Prancis, dan menyatakan Henry belum pindah Islam, dan masih belum memutuskan apakah dia akan pindah Islam. Yang jelas, kalau kita telusuri lebih jauh lagi, di You Tube, ketika melawan Blackburn Rovers, Henry mendapatkan tendangan penalti, dan usai membobol gawang Blackburn, Henry bersujud mencium tanah sebagai tanda syukur.







Apa yang dilakukan Henry ini, sering dilakukan Sulley Ali Muntari, gelandang Inter Milan yang seringkali mencetak gol bagi I Nerazzurri dan langsung sujud syukur sebagai tanda terima kasih kepada Allah atas talentanya.
(Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 2 komentar

Franck Ribery: Islam Sumber Kekuatan Saya

Franck Ribery dikenal sebagai pribadi yang santun, rendah hati, dan rajin melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan pada kondisi apa pun.

Bagi penggemar sepak bola dunia, tentu sudah tak asing dengan nama Franck Ribery, gelandang serang asal Prancis yang kini bermain di klub raksasa Bundesliga (Jerman), Bayern Muenchen.
Begitu juga, dengan mantan pemain terbaik dunia asal Prancis, Zinedine Zidane, Nicholas Anelka (Chelsea/Prancis), Frederik Kanoute (Sevilla/Mali), Khalid Bouhlahrouz (Sevilla), Zlatan Ibrahimovic (Inter Milan/Swedia), Eric Abidal (Barcelona/Prancis), Kolo Toure (Chelsea), dan Yaya Toure (Barcelona). Mereka adalah pemain sepak bola yang beragama Islam dan menjadi andalan klub maupun negaranya masing-masing.

Berbeda dengan pesepakbola Muslim lainnya, yang lebih dulu memeluk Islam, Franck Ribery justru memeluk Islam setelah bermain di klub asal Turki, Galatasaray, pada 2005.
Secara singkat, Ribery mengatakan, dia memilih ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW ini karena menemukan kedamaian dalam Islam.

Baginya, Islam adalah sumber kekuatan dan keselamatan. "Islam adalah sumber kekuatan saya di dalam dan di luar lapangan sepak bola. Saya mengalami kehidupan yang cukup keras dan saya harus menemukan sesuatu yang membawa saya pada keselamatan dan saya menemukan Islam," kata Ribery.

BERDOA

Pesepakbola bermata biru yang memperkuat tim Prancis itu memulai karier sepak bolanya, dengan bergabung dengan tim Boulogne di tanah kelahirannya. Kemudian, ia pindah ke tim Ales, Brest and FC Metz.

Kepindahannya ke Olympique Marseille membawanya ke posisi pertama bintang sepak bola Prancis paling populer pada bulan Agustus, Oktober, dan November 2005. Ribery terpilih untuk memperkuat tim Prancis pada Piala Dunia FIFA tahun 2006 yang digelar di Jerman.

Pada 2006 itulah, jati diri Ribery yang telah menjadi mualaf dan memeluk agama Islam terkuak dan menjadi pemberitaan di tengah pertandingan pembukaan antara tim Prancis melawan tim Swiss saat acara Piala Dunia 2006.

Ketika itu, Ribery tersorot publik tengah menengadahkan tangan sebelum pertandingan dimulai. Ribery tengah berdoa, seperti yang dilakukan seorang Muslim. Saat itulah, banyak orang terkaget-kaget dengan sikapnya. Namun, berkat kecemerlangannya dalam bermain bola, publik pun tak menghiraukan perilaku dan kebiasaan Ribery.

Namun, rutinitas berdoa sebelum pertandingan itu akhirnya terkuak juga. Dan, Ribery mengaku sebagai penganut Islam. Ia menemukan kedamaian dalam agama Islam dan menjadi spiritnya dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, tak terkecuali saat bermain bola.

Kabar Ribery masuk Islam, menyeruak sejak awal tahun 2006. Kabar itu mula-mula dilansir L'Express. Majalah ini menyebut adanya pemain nasional Prancis yang secara teratur beribadah di masjid di selatan Marseille. Mingguan itu tidak menyebut nama secara eksplisit, namun yang dimaksud adalah Ribery.
Kendati aksi berdoanya di lapangan hijau telah menarik perhatian publik Prancis, Ribery tetap enggan mengemukakan keyakinan barunya itu secara terbuka. Gelandang kanan klub Olympique Marseille ini mengatakan, keimanan barunya adalah perkara pribadi, tak perlu publikasi.

Alhasil, sejumlah spekulasi pun bermunculan. Ada yang menyebut perubahan itu terjadi sejak Ribery bermain bersama klub Galatasaray pada 2005. Ia membantu klub raksasa Turki tersebut memenangi Piala Turki pada tahun 2005. Semasa menetap di Turki, pemain kelahiran Boulogne-sur-Mer, Prancis, 7 April 1983, ini dikabarkan kerap berbaur dan berdiskusi dengan komunitas Muslim di sana.

Ada pula yang menyebut istri Ribery, Wahiba Belhami, yang asli Maroko itu memainkan peran penting terhadap perubahan Ribery. Ribery memang setahun tinggal di negara berpenduduk mayoritas Muslim itu. Di sana, Ribery berkenalan dengan Wahiba yang kemudian ia peristri. Konon Wahiba berperan besar menuntun Ribery mengenal ajaran Islam. Dari pernikahan tersebut, Wahiba memberinya dua anak, Hizsya dan Shahinez.

Kedua versi itu tak pernah dibantah atau dibenarkan oleh Ribery. Namun, kepada majalah Paris Match, ia mengungkapkan, Islam telah membawanya pada keselamatan.

"Islam juga yang menjadi sumber kekuatan saya di dalam maupun di luar lapangan," ujar Ribery kepada majalah Match tanpa menjelaskan sejak kapan memeluk Islam. Ia menambahkan, "Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Akhirnya, saya menemukan Islam."

Tak pernah tinggalkan shalat

Keimanan dan kepribadian Ribery sebagai seorang Muslim tampaknya tak perlu diragukan. Di tengah padatnya jadwal pertandingan, bapak dua anak ini tak pernah lupa dengan kewajibannya sebagai Muslim. Ia senantiasa melaksanakan shalat lima waktu, di mana pun dan dalam kondisi apa pun.
Baginya, shalat merupakan tiang agama yang harus ditegakkan.

Selain rajin melaksanakan shalat, Ribery juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan rendah hati. Islam benar-benar telah mengubah perangainya yang keras dan arogan menjadi seorang pribadi yang santun.

Sifat dan akhlaknya ini tak heran membuat kagum rekan-rekannya di timnas Prancis, FC Bayern Muenchen (tempat ia bermain bola saat ini), maupun kerabatnya.

Steve Bradore dari Organisasi Syuhada, yang melayani para mualaf Prancis, telah mengatakan bahwa muslim Prancis merasa bangga sekali dengan Ribery. "Dia adalah sumber kebanggaan kami karena penampilannya yang khas dan kerendahatiannya," kata Steve, seperti dikutip dari situs Islamonline.net.
Saat ini, Ribery membela klub sepak bola Jerman, FC Bayern Muenchen. Di Bayern Muenchen, ia menempati posisi sebagai pemain gelandang. Kontrak Ribery bersama 'FC Hollywood'--julukan Bayern Muenchen--akan berakhir pada 2011.

Ribery termasuk pesepakbola sukses. Di usianya yang baru 26 tahun, dia sudah mengoleksi berbagai gelar. Antara lain, satu gelar Fortis Piala Turki bersama Galatasaray di musim 2004/2005, Piala Intertoto bersama Olympique Marseille di tahun 2005, Piala Liga Jerman bersama Bayern Muenchen di tahun 2007, Piala Jerman dan Bundesliga Jerman di tahun 2008. Selain itu, penghargaan Pemain Terbaik Prancis di tahun 2007 dan 2008, juga pesepak bola Jerman terbaik di tahun 2008.

Franck Ribery yang lahir di Boulogne-sur-Mer, Perancis, 7 April 1983 memiliki tinggi badan 175 cm. Sebelum bermain di FC Bayern Muenchen, Jerman, pemain yang beroperasi sebagai gelandang serang ini berkarir di klub US Boulogne (2001-2002), Olympique Ales (2002-2003), Stade Brestois 29 (2003-2004), FC Metz (2004), Galatasaray (2005), dan Olympique Marseille (2005-2007).

Raja Bavaria

Di lapangan, ia hebat. Dalam kehidupan sosial, ia berkepribadian hangat. Sebagai individu, ia pun rajin salat. Franck Ribery adalah figur kesayangan publik Allianz Arena saat ini. Bayern Munich selalu dihuni pemain berlabel bintang, tapi yang paling menonjol tergantung waktu dan kesempatan. Duet striker Miroslav Klose dan Luca Toni boleh menyita perhatian lewat produktivitas golnya, tapi Ribery amat menonjol dalam hal kreasi permainan di lapangan tengah.

Tidak salah Bayern memecahkan rekor transfernya untuk memboyong pria berusia 26 tahun itu. Faktanya, dalam tujuh bulan sejak bergabung dengan Bayern Muenchen, Ribery sudah berhasil menancapkan pengaruhnya, baik di klubnya maupun Bundesliga. Pemain seharga 26 juta euro makin disenangi orang karena pembawaannya yang menyenangkan dan sikapnya selalu profesional.

Di saat cuaca dingin bulan Februari masih mengakrabi Munich dan ia tengah berkutat dengan cedera kaki, Ribery tidak malas untuk tetap menghangatkan tubuhnya dengan muncul di kamp latihan.
Ia juga tak pernah menolak fans yang menginginkan tanda tangannya ataupun berfoto bersama, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Dan, itu senantiasa ia lakukan dengan senyum mengembang di bibirnya.
"Mereka mungkin tak pernah melihat seorang pemain, seperti saya yang senang tertawa dan biasa berkelakar," seloroh Ribery. "Saya ini orang yang sederhana dan simpel saja."

Di koridor berbagai fasilitas kamp latihan Bayern, lelaki Prancis ini selalu menyapa orang-orang. "Saya ingin menjadi teman (siapa pun)," ujarnya sambil tersenyum, seperti dikutip AFP. "Dua menit untuk berfoto dan memberi tanda tangan buat fans amatlah penting karena buat mereka hal-hal ini sangat berarti."

Senyum, tawa, dan sikap yang ramah untuk sementara menjadi "andalan" Ribery dalam berkomunikasi dengan penggemarnya, sebelum ia bisa menyempurnakannya dengan bahasa Jerman. Ia masih belum fasih, tapi setiap minggu rajin mengikuti kursus.

Ribery juga merasa bersyukur dirinya telah berhasil dalam kariernya, mengingat di masa kecil ia harus menjalani kehidupan yang sulit bersama keluarganya di daerah Boulogne-sur-Mer.

Namun, ia pun menyadari kesuksesan bukanlah sesuatu yang abadi. Roda nasib dalam kehidupan selalu berputar. "Atas semua yang telah saya alami, saya menyikapinya dengan tenang, tapi saya pun sadar pada semua nasib yang saya miliki."

Yang jelas, Ribery telah menjadi sosok istimewa buat warga Munich. Jangan heran kalau di depan Theatinerkirche, yang ada di pusat kota tersebut, terpampang billboard raksasa bergambarkan Ribery memakai jubah raja, disertai tulisan "Bayern Hat Wieder Einen Konig" alias "Bavaria punya raja lagi". Bavaria adalah julukan lain dari Bayern Muenchen selain FC Hollywood.

Lelaki yang di wajahnya ada bekas luka karena kecelakaan mobil yang dialaminya waktu kecil itu, sudah dianggap sangat penting untuk FC Hollywood. Di sebuah surat kabar, ada sebuah komentar berbunyi: "Bayern Munich tanpa Ribery seperti sekelompok anak-anak tanpa ibu."
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Nicolas Anelka : Islam Memberikan Kedamaian dan Ketenangan Hidup

Bagi penggemar sepak bola dunia, terutama pendukung klub Inggris, Chelsea Football Club, tentu tak asing dengan nama Nicolas Anelka. Anelka adalah salah satu striker paling berbahaya apabila berada di depan mulut gawang lawan.

Anelka dikenal sebagai striker yang sangat produktif dalam menciptakan peluang dan menjebloskan si kulit bundar ke gawang lawan. Pada Liga Primer Inggris ( England Primiership League /EPL) 2008-2009 lalu, Nicolas Anelka menjadi pencetak gol terbanyak ( top score ) dengan 22 gol. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan kompatriotnya, Didier Drogba, penyerang Chelsea asal Pantai Gading.

Nicolas Anelka dan Didier Drogba, adalah salah satu duet striker yang sangat ditakuti di liga Inggris. Keduanya dikenal sebagai striker yang haus gol.Anelka termasuk sebagai pesepak bola papan atas dunia. Di klub yang dibelanya saat ini, Chelsea, Anelka menjadi salah satu pemain utama jika tidak sedang dibebat cedera.

Di balik kegarangannya dalam menceploskan si kulit bundar ke gawang lawan, Nicolas Anelka memiliki sikap yang sangat dingin. Ia sangat jarang tersenyum ketika sudah berada di lapangan. Terkadang, rekan-rekannya sering merasa serbasalah ketika berbicara dengannya. Dirinya sangat fokus pada permainan.
Di lini depan The Blues, Chelsea, Anelka dikenal sebagai pemain yang kalem dalam bersikap, namun garang di depan lawan. Ia juga terbilang pemain yang tenang dan tidak emosional.
Kondisi ini bertolak belakang saat ia masih memperkuat Real Madrid, Liverpool, Manchester City, dan Arsenal. Ketika itu, pria kelahiran Versailles, Prancis, ini dikenal sebagai pria yang suka ngambek dan emosional.

Memeluk Islam

Kini, Anelka di kenal dingin, tidak meledak-ledak, dan tidak suka ngambek lagi sejak bermain di Chelsea. Apa gerangan yang terjadi dengan Anelka? Apa yang menyebabkan dirinya makin bijak dan tenang itu?Dalam wawancara dengan sebuah media di Inggris, ketika ditanyakan tentang sikapnya yang kini dingin dan lebih dewasa itu, Anelka menjawab ringan.

”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi. Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam,” tutur Abdul Salam Bilal Anelka, nama Muslimnya.

Sebelumnya, Anelka sempat menyembunyikan identitas keislamannya dari hadapan publik. Bahkan, tak seperti rekannya Franck Ribery, pemain FC Bayern Muenchen, Jerman, asal dari Prancis, yang selalu berdoa ketika pertandingan akan dimulai. Anelka justru diam saja dan benar-benar menyembunyikan identitas Muslimnya.”Bagi saya, agama adalah masalah pribadi, tak perlu diungkapkan ke publik,” terangnya.
Namun belakangan, ketika publik sudah mengetahui identitasnya sebagai pemeluk agama Muhammad SAW, Nicolas Anelka justru makin terlihat arif dan bijaksana.Sejak kapan Anelka memeluk Islam? Ternyata, kepindahannya ke klub asal Turki, Fenerbahce, selepas bermain di Manchester City selama tiga musim, pada tahun 2004 Anelka mendapatkan hidayah untuk memeluk Islam. Karena itu, pemilik nama lengkap Nicolas Sebastien Anelka ini mengumumkan secara resmi perihal perpindahan dirinya menjadi seorang Muslim.

Dilahirkan di Versailles, Prancis, pada 14 Maret 1979, Anelka menghabiskan masa kecilnya di Trappes, sebuah kota kecil yang berada di pinggiran barat Paris.Sebelum menjadi seorang Muslim, Anelka adalah seorang ateis (tak beragama). Ia juga bukan pemeluk agama Kristen seperti yang diperkirakan oleh sebagian orang. Ia dulunya benar-benar tak memiliki Tuhan.

Namun demikian, di saat dirinya tak beragama itu, Anelka banyak bergaul dan menjalin persahabatan dengan keluarga Muslim. Dan, dari situlah Anelka mulai tertarik dengan Islam. ”Saya menjadi seorang Muslim sejak saya berusia 16 tahun,” curhatnya dalam wawancara dengan majalah Arab, Super Magazine .
Kepada para pembaca majalah FourFourTwo, pemain asal Prancis ini mengungkapkan alasannya mengapa memilih Islam. Islam, kata dia, adalah cara hidup yang cocok dengan dirinya. ”Saya merasa nyaman dan tenang dengan agama dan hidup saya saat ini. Tapi, ini masalah pribadi dan itu mengapa saya tidak membicarakan hal itu selalu sering. Itu adalah sisi pribadi saya.”

Menganut Islam, diakui striker Chelsea ini banyak membawa perubahan positif dalam hidupnya. Menurutnya, agama Islam menuntunnya untuk tetap bersikap arif. Dan, hal inilah yang melatarbelakangi sikap tenangnya saat berlaga di lapangan.”Islam banyak membantu saya untuk bisa bersikap tenang dan berkonsentrasi dan memiliki semangat tinggi,” tuturnya.

”Saya senang menjadi seorang Muslim, sebuah agama yang tenang dan saya banyak belajar dari Islam,” tambahnya. Dalam wawancara yang dimuat di Match, majalah terbitan Prancis, Anelka mengungkapkan bahwa Islam adalah sumber kekuatannya di dalam maupun di luar lapangan. ”Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Dan, akhirnya saya menemukan Islam.”
Di kehidupan pribadi, Anelka menikah dengan seorang perempuan berkebangsaan Belgia, Barbara Tausia, pada 9 Juni 2007 di Marrakesh, Maroko. Pernikahannya dengan wanita yang berprofesi sebagai seorang koreografer ini tidak membuat Anelka memilih meninggalkan keyakinan barunya tersebut. Bahkan, Anelka berencana untuk tinggal di Uni Emirates Arab setelah pensiun nanti. Dan, di sela-sela bermain sepak bola, Anelka kerap bermain tenis dan pernah bermain untuk satu film berjudul ”Le Boulet” sebagai pemain sepak bola bernama Nicolas.

Tetap berpuasa

Sebagai seorang pemain sepak bola profesional dan penganut Islam yang taat, kewajiban berpuasa selama bulan Ramadhan tidak membuat Anelka kesulitan untuk tetap menjalankan aktivitasnya di lapangan hijau. Seperti kebanyakan pemain sepak bola Muslim lainnya di Liga Premier, Anelka berusaha tetap menjalankan ibadah puasa.
Dalam sebuah wawancara dengan majalah FourFourTwo, peraih Golden Boot Premiership musim kompetisi 2008/2009 ini mengungkapkan bahwa sebagai seorang Muslim yang taat, ia wajib menghormati bulan Ramadhan dengan menjalankan kewajiban puasa.”Sebetulnya puasa bukan suatu hal yang sulit untuk dijalankan. Saya pernah melakukannya beberapa kali. Namun, dalam beberapa kali Ramadhan saya mengalami dua atau tiga cedera. Sehingga, hal itu membuat saya tidak bisa berpuasa.”


Ucapkan Syahadat di Fenerbache

Musim lalu, striker Chelsea Nicolas Anelka menjadi pencetak gol terbanyak Liga Premier. Striker Prancis ini memang berambisi untuk kembali menjadi top skor bersama rekan satu timnya, Didier Drogba.

Sejak menyatakan diri pindah memeluk agama Islam tahun 2004 lalu, Anelka juga menyandang nama Islam, yakni Abdul Salam Bilal Anelka. Diyakini kepindahan Anelka memeluk agama Islam ini ketika dia membela raksasa Turki, Fenerbahce, setelah tiga musim bermain untuk Manchester City, Inggris. Memulai karier di Paris Saint-Germain, namun setelah itu pindah ke Arsenal, Anelka langsung menjadi pemain utama dan meraih gelar pemain muda terbaik versi PFA.

Usai bermain untuk The Gunners , julukan Arsenal, Anelka pindah ke Real Madrid tahun 1999 dengan nilai transfer 22,3 juta pound. Sayangnya ia tak betah dan kembali lagi ke klub lamanya, Paris Saint-Germain, dengan nilai transfer lebih rendah, yakni sebesar 20 juta pound.

Meski sudah nyaman di Paris, Anelka kembali mengincar Liga Premier dan bermain untuk Liverpool pada Januari 2002 dengan status pinjaman. Setelah itu, dia bergabung dengan Manchester City dengan transfer senilai 13 juta pound di awal musim 2002-2003. Setelah merumput selama tiga musim bersama Manchester City, kemudian dia pindah ke Fenerbahce.

Di klub Turki inilah, Anelka diyakini mengucapkan dua kalimat syahadat. Setelah dari Fenerbahce, Anelka kembali Lige Premier Inggris. Di benua biru ini, Anelka bergabung dengan Bolton Wanderers yang memboyongnya dari Fenerbache dengan nilai transfer 7-8 juta pound.Kemudian, pada musim kompetisi 2008/2009, Anelka pindah ke Chelsea dengan nilai transfer 15 juta pound. Ia mulai bergabung dengan The Blues pada Januari 2008 silam, dan menjadi pencetak gol terbanyak dengan 22 gol. dia/sya/berbagai sumber [republika]

Biodata :
Nama Lengkap : Nicolas Sebastien Anelka
Nama Muslim : Abdul Salam Bilal Anelka
TTL : Versailles, Prancis, 14 Maret 1979
Istri : Barbara Tausia
Klub Saat ini : Chelsea FC
Masuk Islam : 2004
Karier Profesional :
1. Paris Saint-Germain/PSG (Prancis)
2. Arsenal (Inggris)
3. Liverpool (Inggris)
4. Real Madrid (Spanyol)
5. Manchester City (Inggris)
6. Fenerbahce (Turki)
7. Bolton Wonderes (Inggris)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Frederic Kanoute, Muslim Sejati

Dari sekian banyak pemain muslim yang merumput di pentas La Liga (Spanyol), salah satunya adalah striker Mali, Frederic Kanoute. Tidak hanya memeluk agama Islam, namun Kanoute penganut Islam yang taat.

Nama lengkapnya Frederic Oumar Kanoute, lahir di Sainte Foy le Lyon, Rhone, 2 September 1977. Meski lahir di Prancis, namun Kanoute membela timnas Mali di level internasional. Bermain di Sevilla, Kanoute menjadi andalan pelatih Manolo Jimenez bersama striker Brasil Luis Fabiano, bahkan Kanoute pernah meraih gelar Pemain Terbaik Afrika 2007, dan menjadi pemain pertama yang lahir di luar negeri yang pernah meraih gelar ini.

Kanoute mulai menjalani kehidupan sebagai muslim yang taat ketika dia mulai menginjak umur 20-an. Bersama istrinya Fatima, Kanoute dikarunia dua orang anak. Sebagai muslim yang taat, Kanoute pernah menolak mengenakan kaos Sevilla yang sponsornya dari rumah judi 888.com.

Meski akhirnya mau, Kanoute memutuskan untuk menutup sebagian ciri dari rumah judi 888.com tersebut. Menurut Kanoute, berjudi melawan prinsip-prinsip Islam. Pihak klub dan sponsor akhirnya memahami alasan Kanoute ini.

Tahun 2007, Kanoute membayar 700.000 dolar US untuk membeli masjid di Sevilla. Awalnya, komunitas Islam di Spanyol menyewa tempat itu untuk menjalankan sholat, merasa prihatin. Kanoute pun membelinya untuk disumbang kepada umat Islam di Spanyol.


Kanoute oleh komunitas Islam di Sevilla diminta membantu dan akhirnya bangunan itu dibeli Kanoute dan sampai sekarang menjadi tempat sholat komunitas Islam di Sevilla. Yang paling controversial dari Kanoute adalah ketika Israel membombardir Palestina, akhir tahun 2008 hingga awal Januari 2009.

Dalam laga Copa del Rey melawan Deportivo La Coruna, Kanoute usai mencetak gol ke gawang Deportivo, dia mengangkat kaosnya dan menunjukkan kaos hitam bertuliskan Palestina yang ditulis dalam berbagai bahasa.

Sayangnya, akibat aksi ini, Kanoute dikenai kartu kuning karena pesan politik dan didenda 4000 dolar US oleh La Liga. Bulan Ramadhan yang sudah di depan pintu tentu saja juga disambut hangat oleh Kanoute, meski tidak mungkin bagi dirinya untuk menjalankan puasa sebulan penuh, karena dia bermain bola. Namun untuk puasa kali ini, setidaknya dia bisa membukanya, meski nantinya akan bolong-bolong.(net/jpnn)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Eric Abidal

Ramadhan tahun ini sepertinya menjadi halangan bagi bek kiri Barcelona Eric Abidal untuk menjalankan ibadah puasa. Sebagai komitmen terhadap profesionalitasnya sebagai pemain, Abidal tidak berpuasa ketika membela raksasa Katalunya ini.

Lahir 11 Juli 1979 di Lyon, Abidal sebelumnya seorang pemeluk agama Katolik, namun setelah menikah dengan wanita Aljazair, Abidal memeluk agama Islam dengan nama Islam, Eric Bilal Abidal.

Sebenarnya sejak memeluk Islam, Abidal menjadi Muslim yang taat, tidak pernah melupakan sholat, apalagi di Camp Nou, masih ada dua pemain lagi yang beragama Islam, yakni Seydou Keita dan Yaya Toure.

Sama seperti Abidal, baik Keita dan Yaya dikabarkan tidak menjalankan puasa ketika tengah membela El Barca bertanding. Ketiganya mengganti puasa di lain hari, setelah Ramadhan berakhir.

Abidal memulai kariernya profesionalnya bersama AS Monaco, 16 September 2000, dimana dia menuai 22 kali tampil bersama skuad utama Monaco. Setelah itu dia pindah ke Lille OSC, di klub inilah dia bereuni dengan mantan pelatihnya, Claude Puel dan 62 kali membela Lille.

Di akhir tahun 2004, dia kembali ke asalnya dan bergabung dengan Lyonnais, dimana merasih dua gelar Ligue 1 berturut-turut selama dua musim. Selama kariernya di Prancis, dia dikenal sebagai salah satu bek terbaik di Ligue 1.

Di Lyon, dia bermain bersama kiper Gregory Coupet, Francois Clerc, dan Anthony Reveillere dan dua pemain Brasil Cris dan Cacapa.

30 Juni 2007, Abidal pindah ke Barcelona dengan nilai transfer 15 juta euro, setelah menyatakan dirinya tidak akan berlatih jika dia tidak diizinkan pindah ke Barca. Di Camp Nou dia memakai nomor punggung 22, pasalnya nomor 20 yang dia kenakan di Lyon telah diambil Deco, yang kini membela Chelsea.

Sejak itu, Abidal menjadi pemain pilar Barca, presiden Joan Laporta menyatakan kontrak Abidal bernilai 90 juta euro dengan klausal pelepasannya, dan Lyon akan menuai bonus sebesar 500.000 euro jika Barca menuai gelar Liga Champions, untuk empat tahun ke depan. Dan itu terjadi di tahun 2008 setelah mengalahkan Manchester United di Roma.
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Kolo Toure, Pesepak Bola Yang Juga Guru Mengaji

Ternyata menjadi pemain sepakbola terkenal dan bergaji mahal tidak membuat Kolo Habib Toure lupa akan tugasnya yang lain sebagai Muslim yaitu berdakwah, mengajarkan murid-muridnya yang beragama Islam di masjid London membaca Al Qur'an.

Bek tengah asal Pantai Gading yang sekarang membela Manchester City ini merupakan seorang pemeluk Islam yang taat, di samping ia juga memiliki kekuatan serta fisik yang tangguh. Karena itu pada bulan Ramadhan ini, ia tetap menjalankan puasa seperti halnya umat Muslim di seluruh dunia.

Sebelum bergabung di Manchester City, klub terkaya di Inggris milik billioner asal Uni Emirat Arab Syaikh Al Mansoor, Kolo Toure merupakan pemain The Gunner Arsenal yang bermarkas di London, saat bermain dengan Arsenal itulah, di waktu senggang dari pekerjaanya ia mengajarkan anak-anak Muslim yang tinggal di dekat masjid London yang memang berdekatan dengan kandang The Gunners Emirates, mambaca Al Qur'an.

Meskipun sekarang telah pindah ke Manchester, Toure tetap tidak melupakan anak-anak asuhnya, dengan mengedarai mobil, di sela-sela kesibukannya bermain membela Manchester City, ia tetap meluangkan waktu untuk membagi ilmunya, mengajarkan mereka membaca Al Qur'an. Sebuah kepedulian yang patut di contoh oleh setiap Muslim. (aa/dbs)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 1 komentar

Traore, Tato Tidak Boleh Dalam Islam!

Nama Armand Traore mungkin tidak setenar Nicolas Anelka atau Robin van Persie dalam jagat sepakbola dunia. Tapi bersama dengan kedua orang itu, Arman Traore adalah seorang pesepak bola Muslim di Liga Primer Inggris.

Ada sesuatu yang lain sekarang dalam cara berpikir gelandang klub Arsenal yang mulai sering dimainkan oleh pelatih Arsene Wenger. Ia akan menghapus seluruh tato di tubuhnya. Alasannya, karena Islam sebagai agamanya melarang tato di sekujur tubuhnya.

"Saya akan menjalani operasi pada akhir musim untuk menghilangkan tato," katanya kepada Arsenal Matchday.

"Saya berencana untuk melakukannya di musim panas. Mereka (para dokter) akan menempatkan saya di bawah anestesi dan kemudian melakukan itu semua, dan ketika saya terbangun semuanya akan lenyap.

"Perlu sedikit waktu pemulihan jadi saya akan melakukannya pada akhir musim sepak bola."

Traore merasa bahwa memiliki tato dalah kesalahan besar, dan ia menyesal untuk itu.
"Kalau saya telah menjalani agama saya dengan benar sebelum saya memiliki tato, saya tidak akan pernah memiliki tato," jelasnya.

"Saya pikir itu salah satu kesalahan terbesar dalam hidup saya, tapi saya akan mencoba memperbaikinya. (Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Sulley Ali Muntari, Selebrasi Goal dengan Bersujud di Lapangan

Lahir di Konongo, 27 Agustus 1984, gelandang Ghana Sulleyman Ali Muntari diberkahi talenta yang luar biasa. Seperti halnya umat muslim lainnya, Muntari juga menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan tahun ini.

Mantan pemain Udinese ini tidak hanya dikenal sebagai gelandang yang agresif, namun sosoknya layak ditiru pemain-pemain muslim lainnya yang tampil di pentas Eropa, khususnya bersama I Nerazzurri sebagai pemain sepak bola Inter, Muntari langsung menjadi anak asuh kesayangan pelatih Jose Mourinho, begitu dia dibeli dari Portsmouth, dua musim silam.

Namun yang menjadi daya tarik tersendiri adalah ketika dia merayakan golnya dengan menampilkan sosok muslim sejati. Ketika Inter Milan mengalahkan Juventus 1-0 di ajang Seri A, lewat gol Muntari, dia langsung bersujud, menyentuhkan dahinya ke lapangan sebagai ucapan terima kasih kepada Allah SWT.

Dan sama sekali tidak ada yang komplain dengan aksi Muntari ini, tidak juga oleh tifosi garis keras Inter, dan rekan satu timnya. Kebebasan menjalankan ibadah bagi Muntari adalah segalanya, dan itu dihormati oleh manajemen Inter.

Tidak heran jika Muntari mendapatkan sambutan yang positif dari muslim Italia, setelah merayakan golnya dengan bersujud.

“Bukan karena kami mendukung Inter, tapi kami adalah Muslim, kami tidak bisa melakukan apapun kecuali bersujud ash shukr. Sulley Ali Muntari mengingatkan kita semua betapa besarnya Allah, bahkan di lapangan sepak bola,”
(Dari Berbagai Sumber).
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Zinedine Zidane Muslim Tersukses Dalam Kancah Sepakbola Dunia

Zinedine Zidane, Saya kira kita semua pernah mendengar nama itu. Seorang pesepakbola fenomenal yang mampu menyihir siapa pun yang melihat aksinya di lapangan. Bahkan UEFA menobatkan dia sebagai pemain sepakbola terbaik di Eropa dalam kurun waktu 50 tahun terakhir, mengalahkan legenda-legenda Eropa lain seperti Platini, Cruyff, Beckenbauer, Eusebio, dll.

Zidane, seorang imigran dari Aljazair, yang menemukan era keemasan di Prancis, punya kharisma yang luar biasa dalam sepakbola. Ketika piala Eropa 2004, saat Prancis hendak bertanding melawan Inggris, pelatih Inggris saat itu, Sven Goran Erikson mengatakan bahwa ia berharap Zidane tidak usah ikut bermain melawan timnya karena menurutnya Zidane adalah pemain yang paling sulit dihentikan pada saat itu. Kalau dipikir-pikir, ucapan itu agak ‘konyol’ diucapkan oleh seorang Erikson. Tapi itulah kenyataannya.

Setelah Zidane pensiun, terlintas di benak, siapakah pesepakbola muslim generasi berikutnya yang mampu semahsyur dia?

Ada banyak pemain muslim di Eropa yang menjadi tulang punggung tim-tim papan atas, yang masing-masing punya kelebihan lebih baik daripada Zidane berkaitan dengan statusnya sebagai seorang muslim. Sebut saja Kolo Toure, yang terkenal dengan kegigihannya dalam beragama.

Ada juga Kanoute yang menyisihkan gajinya selama setahun untuk membeli sebuah masjid di Sevilla. Atau Anelka yang harus sering pindah klub karena sering diteror terkait dengan keislamannya, sebelumnya ia sempat menyembunyikan keislamannya selama bertahun-tahun.

Akankah nama-nama diatas akan mampu punya pamor sekelas Zidane? Banyak kalangan berpendapat, Zidane baru akan lahir dalam diri Samir Nasri, tapi ia harus membuktikan pada dunia dahulu bagaimana kehebatannya di lapangan, kharismanya, serta ketaatannya dalam beragama Islam.
(Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Rami Shaaban, No!Alkohol..No!Dugem..

Rami Shaaban mungkin terdengar asing bagi telinga pecinta sepak bola di tanah air, namun kiper Swedia ini juga salah satu pemeluk Islam yang taat. Shaaban saat ini bermain untuk Hammarby IF.

Lahir di Fisksatra Stockholm, 30 Juni 1975, Shaaban berdarah Mesir dari ayahanya dan ibu yang berasal dari Finlandia. Shaaban juga pernah membela Arsenal, dan menjadi kiper tim nasional Swedia.

Yang menarik dari Shaaban, dia terlahir sebagai pemeluk Islam yang taat. Dia juga tidak pernah meminum alkohol yang diharamkan, termasuk dugem di klub-klub malam.

Selama kariernya di Arsenal tahun 2002, Shaaban mudah dikenali, pasalnya selain rajin membaca Al-Quran yang menurutnya sebagai panduan hidup, sebelum masuk ke lapangan, Shaaban selalu berdoa terlebih dahulu, seperti halnya gelandang Bayer Munchen Franck Ribery.

Shaaban besar di Solna, dan memiliki dua kewarganegaraan, Swedia dan Mesir. Dibesarkan di lingkungan muslim membuat Shaaban selalu menjalankan perintah-perintah-Nya, termasuk menghindari larangannya, meminum alkohol.

Di awal umur 20-an, Shaaban tinggal di Kairo dimana dia bermain bola dan kuliah. Dia juga spesialis bahan peledak untuk menghancurkan bukit dan gunung.

Shaaban memiliki anak laki-laki bernama Gabriel yang lahir tahun 2002 dari mantan istrinya. Setelah dia bercerai, dia bertemu dengan Frida, dan tujuh tahu setelah bercerai, dia akhirnya bertemu untuk pertama kali dengan Frida.

Menariknya, Shaaban sama sekali tidak meminum alkohol, tapi kegemarannya minum kopi sungguh luar biasa. Dia bersahabat dengan Fredrik Ljungberg, keduanya sering minum kopi bersama.
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Momo Sissokho, Cedera Membawa Berkah

Mohamed Lamine ‘Momo’ Sissokho Gillan lahir di Mont Sain Aignan, 22 Januari 1985, namun dia membela tim nasional Mali ketimbang Prancis, tanah kelahirannya. Sissokho saat ini memperkuat klub Seri A, Juventus.

Meski dia bisa saja bermain untuk Les Blues dia memilih negara orang tuanya, Mali, bersama striker Sevilla Frederic Kanoute. Sissokho dikenal sebagai gelandang bertahan yang tangguh, bahkan dia sering disejajarkan dengan Patrick Vieira karena cara bermainnya hampir sama.

Sayangnya, musim ini, Sissokho masih dibekap cedera dan belum bisa memperkuat I Bianconeri. Meski demikian, cederanya membawa berkah, pasalnya, sebagai Muslim, Sissokho bisa menjalankan puasa Ramadhan ini tanpa halangan.

Sissokho merupakan keponakan dari mantan pemain Afrika Terbaik, Salif Keita, sama seperti Sissokho, Salif juga pernah membela Mali dan Valencia. Salif Keita, juga paman dari gelandang Barcelona, Seydou Keita.

Baik Sissokho dan Seydou Keita bermain sebagai gelandang bertahan, dan uniknya Sissokho mendapat julukan ‘the Black Ninja’. Dia tidak memiliki hubungan darah dengan Moussa Sissokho, yang bermain untuk FC Toulouse.

Sissokho bermain untuk Valencia tahun 2003 hingga 2005, kala itu, pelatih Rafael Benitez yang kini menangani Liverpool mengincar dia sebagai salah satu pemain muda berbakat yang akan menjadi gelandang bertahan papan atas.

Tahun 2003-2004, merupakan tahun tersukses Valencia dan tentu saja bagi Sissokho. El Che meraih gelar La liga dan Piala UEFA, dimana Sissokho menyumbangkan satu gol dari sembilan laga bagi klub barunya.

Benitez kemudian pindah ke Liverpool dan digantikan Claudio Ranieri yang membawa peluang bagi Sissokho untuk memperkuat skuad utama Valencia, tahun keduanya, Sissokho mulai dikenal sebagai gelandang andalan Valencia. Tak heran jika Sisskho dicintai oleh fans Valencia.

Sayangnya, Sissikho pindah ke Liverpool tahun 2005, dengan nilai transfer sebesar 5,3 juat euro, fans Valencia sangat sedih melihat pemain yang mereka julukin ‘Black Gold’ ini memutuskan pindah.

Di Anfield, dengan cepat Sissokho menjadi pilihan fans The Reds, setiap Sissokho tampil selalu ada bendera Mali dengan tulisan ‘Momo is Boss’.

Kehadiran Javier Mascherano membuat posisi Sissokho tergusur dan akhirnya pindah ke I Bianconeri hingga sekarang.
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Lee Woon-Jae, Pemain Muslim di Timnas Korsel

Sosok Lee Woon-Jae tidak terlalu asing bagi penggemar sepak bola di Indonesia. Pasalnya, kiper Suwon Samsung Bluewings ini pernah tampil di Stadion Utama Gelora Bung Karno, khususnya di Piala Asia kemarin. Tapi tahukah Anda jika dia seorang Muslim?

Woon-Jae, lahir 26 April, 1973 di Cheongju, bertinggi badan 182cm dan berat 82 kg, Woon-Jae menjadi palang pintu terakhir tim nasional Korea Selatan. Woon Jae pernah memukau publik Indonesia di Piala Asia 2007.

Saat ini, Woon-Jae memperkuat tim Suwon Samsung Bluewings di ajang Liga Korea, tidak hanya itu saja, Woon-Jae juga memperkuat Korea Selatan di Piala Dunia 1994, 2002 dan 2006.

Perkenalannya dengan Islam, terjadi di tahun 2004, sebelumnya, Woon-Jae memeluk agama yang mayoritas di Negaranya, namun seiring perkembangan Islam di Korea Selatan, Woon-Jae memutuskan untuk pindah Islam, dan taat menjalankan sholat dan puasa.

Karier Woon-Jae moncer ketika dia berhasil mementahkan tendangan penalti keempat Spanyol di perempat final Piala Dunia 2002. Dan Korea lolos ke semifinal, untuk pertama kalinya dalam sejarah sepak bola mereka.
(Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Marouane Chamakh, Pemain Muslim Kelima di Arsenal

Pesepakbola internasional Maroko dan sekaligus pencetak gol terbanyak FC Bordeaux Perancis lalu, Marouane Chamakh, merupakan pemain Maroko dan Arab pertama yang begabung dengan Arsenal setelah diumumkan oleh club Inggris Jum’at lalu. Chamakh bersama klub barunya akan mengenakan kostum nomor pungung 29 sebagaimana dia biasa pakai saat bersama klub lamanya.

Dengan bergabungnya ke Arsenal, Chamakh tercatat sebagai pemain Maroko kedua setelah rekannya Nabil Dirar merumput di empat klub raksasa Inggris, Manchester United, Liverpol, Chelsea, dan Arsenal. Chamakh juga tercatat sebagai pemain muslim keenam di Arsenal setelah Armand Traore, Bacary Sagna, Samir Nasri, dan Abou Diaby.

Marouane Chamakh menandatangani kontrak panjang dengan klub gudang senjata, namun tidak diketahui berapa nominal transfernya dan berapa gaji bulanannya. Namun media masa Inggris memberitakan bahwa kontrak Chamakh senilai 12 juta euro dan gaji bulanan sekitar 250 ribu euro.

Berkaitan dengan itu, pelatih Arsene Wenger pada website khusus Arsenal menyatakan, “Saya senang dengan bergabungnya Chamakh bersama Arsenal." Menurut dia, Camakh adalah pemain yang telah lama diincar dan keberadaannya akan mendukung Arsenal. Camakh telah menjalani 293 pertandingan dan berhasil menjaringkan 79 gol selama 8 tahun bersama FC Bordeaux.

Selain itu Chamakh merupakan unsur utama yang mengantarkan keberhasilan klub lamanya menjurai Liga Perancis 2008-2009 dan bermain pada putaran Champion Eropa 2010 hingga seperempat final serta dia menyumbangkan 5 gol. Selanjutnya Wenger menyatakan bahwa Chamakh pemain besar dengan kemampuan tehnik tinggi sebagaimana dia perlihatkan bersama FC Bordeaux dan timnas negaranya Maroko pada musim lalu.

Setelah bergabung dengan salah satu klub Inggris, Camakh mengungkapkan, bahwa liga Inggris merupakan tujuannya dan Arsenal adalah pilihannya. Dirinya mengaku sangat berkesan dan terharu sekali dapat bermain di stadion Emirates di depan pendukung fanatik Arsenal.(Dari Berbagai Sumber)
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Sami Khedira

Sami Khedira adalah pemain keturunan Tunisia. Sebagai pemain tengah di tim nasional dan klub Stuttgart, Khedira dikenal sebagai pemain santun. Pemain berambut gondrong kelahiran 4 April 1987 ini beragama Islam sejak lahir karena orangtuanya berbangsa Tunisia yang mayoritas penduduknya muslim.

Sebagai pemain muslim di tim sepakbola, Khedira bisa menyesuaikan diri dengan teman-temannya. Dia tidak merasa canggung di tengah para pemain yang rata-rata non-muslim. Bahkan di tim nasional, dia percaya diri bisa menggantikan peran Michael Ballack sebagai gelandang andalan. “Dia pemain potensial dan telah diberi tangguh jawab penuh oleh Stuttgart. Dia juga memperlihatkan diri sebagai pemain dewasa,” ujar pelatih Jerman Joachim low.


Sejak kecil, Khedira memang pencinta sepakbola. Tak heran berkat kecintaan dan ketekunannya mengolah Si kulit bundar, Khedira bisa masuk tim nasional jerman U 15 sejak dia beranjak remaja. Kecintaanya pada dunia sepakbola ini tak lepas juga dari kehidupan spiritualnya yang selalu terjaga karena didikan orang tuanya. Kalau Ramadhan tiba, Khedira selalu berusaha untuk tetap berpuasa selama menjalani kompetisi Budensliga di Jerman.
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Ibrahimovic dan Status Muslimnya

Aksinya di lapangan sungguh luar biasa dan kerap sulit diduga. Namun, ada yang kerap mengganjal dari penggemar Ibrahimovic. Apakah Ibra seorang Muslim? Yup, berbeda dengan pebola Muslim lainnya seperti Frederick Kanoute atau Franck Ribery, status Islam Ibra jarang terdengar.

Ibra dilahirkan di Malmo, kota terbesar ketiga di Swedia setelah Stockholm dan Gothenburg, 3 Oktober 1981. Kedua orangtuanya bukan warga asli Swedia, melainkan pasangan imigran yang berbeda Negara. Ayahnya yang bernama Sefik adalah imigran asal Bijeljina, Bosnia. Sedangkan sang ibu yang bernama Jurka lahir di Zadar, Kroasia. Keduanya bertemu di Swedia.

Ibra tumbuh di Rosengard, salah satu kawasan di wilayah Malmo. Kawasan ini cukup terkenal karena menjadi salah satu tujuan imigran Muslim yang masuk Swedia. Di kawasan ini, Ibra berinteraksi dengan sesama imigran Muslim. Mereka memilih kawasan tersebut agar lebih mudah menjalankan kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal menjalankan ibadah dan hubungan antar-sesama Muslim.

Kaum imigran Muslim di Rosengard memilih hidup sedikit terisolasi. Mereka tak ingin larut dalam urusan duniawi, yang menurut mereka bisa mengikis keyakinan. Mereka mencukupi kebutuhan dengan bekerja sesuai kemampuan dan menghasilkan uang.

Berbeda dengan kaum imigran Muslim di Gothenburg, mereka lebih membuka diri pada dunia luar. Kehidupan mereka jauh lebih mapan dan sejahtera. Lapangan pekerjaan yang mereka geluti juga beragam. Mulai dari kerja kantoran dengan jabatan strategis hingga buruh pabrik. Bahkan tak sedikit yang bekerja di Volvo, salah satu perusahaan mobil tekenal di dunia.

Di tengah hegemoni kaum non-muslim yang mengusai semua sektor kehidupan dan kentalnya budaya Barat yang mewarnai Swedia, Ibra tumbuh menjadi pemuda sukses mewujudkan ambisi menjadi pesepakbola. Sebutir mutiara telah bersinar dari kaum minoritas.

Kini setelah ia meraih berbagai prestasi dan telah menjadi public figure, sangat disayangkan status Islamnya jarang terdengar. Dalam suatu kesempatan bahkan ia mengakui kalau dirinya bukan seorang Muslim yang taat, tidak menjalankan shaum Ramadhan. Sungguh ironis, jika melihat “pendidikan” Islam yang telah diperolehnya di Rosengard dulu. Mudah-mudahan dengan kehadiran satu lagi pemain Muslim di Inter, Sulley Ali Muntari, Ibra dapat meraih berbagai prestasi sekaligus kembali memunculkan ketaatan beragamanya seperti di Rosengard dahulu kala. (Sumber: Buku Legiun Muslim di Kancah Eropa)
Prestasi Ibrahimovic
2001/2002 : Juara Piala Belanda (Ajax)
2001/2002 : Juara Liga Belanda (Ajax)
2003 : Juara Piala Super Belanda (Ajax)
2003/2004 : Juara Liga Belanda (Ajax)
2004/2005 : Juara Serie-A (Juventus/dibatalkan)
2005 : Pemain Asing Terbaik Serie-A (Juventus)
2005/2006 : Juara Serie-A (Juventus/dibatalkan)
2006 : Juara Piala Super Italia (Inter Milan)
2007 : Atlet Pria Terbaik Swedia
2007 : Sweden’s Sports Personality of the Year
2007 : UEFA Team of the Year
2007/2008 : Juara Serie-A (Inter Milan)
2008 : Juara Piala Super Italia (Inter Milan)
2008 : Pemain Terbaik Swedia
Minggu, Agustus 29, 2010 | 0 komentar

Categories