Mohamed Lamine ‘Momo’ Sissokho Gillan lahir di Mont Sain Aignan, 22 Januari 1985, namun dia membela tim nasional Mali ketimbang Prancis, tanah kelahirannya. Sissokho saat ini memperkuat klub Seri A, Juventus.
Meski dia bisa saja bermain untuk Les Blues dia memilih negara orang tuanya, Mali, bersama striker Sevilla Frederic Kanoute. Sissokho dikenal sebagai gelandang bertahan yang tangguh, bahkan dia sering disejajarkan dengan Patrick Vieira karena cara bermainnya hampir sama.
Sayangnya, musim ini, Sissokho masih dibekap cedera dan belum bisa memperkuat I Bianconeri. Meski demikian, cederanya membawa berkah, pasalnya, sebagai Muslim, Sissokho bisa menjalankan puasa Ramadhan ini tanpa halangan.
Sissokho merupakan keponakan dari mantan pemain Afrika Terbaik, Salif Keita, sama seperti Sissokho, Salif juga pernah membela Mali dan Valencia. Salif Keita, juga paman dari gelandang Barcelona, Seydou Keita.
Baik Sissokho dan Seydou Keita bermain sebagai gelandang bertahan, dan uniknya Sissokho mendapat julukan ‘the Black Ninja’. Dia tidak memiliki hubungan darah dengan Moussa Sissokho, yang bermain untuk FC Toulouse.
Sissokho bermain untuk Valencia tahun 2003 hingga 2005, kala itu, pelatih Rafael Benitez yang kini menangani Liverpool mengincar dia sebagai salah satu pemain muda berbakat yang akan menjadi gelandang bertahan papan atas.
Tahun 2003-2004, merupakan tahun tersukses Valencia dan tentu saja bagi Sissokho. El Che meraih gelar La liga dan Piala UEFA, dimana Sissokho menyumbangkan satu gol dari sembilan laga bagi klub barunya.
Benitez kemudian pindah ke Liverpool dan digantikan Claudio Ranieri yang membawa peluang bagi Sissokho untuk memperkuat skuad utama Valencia, tahun keduanya, Sissokho mulai dikenal sebagai gelandang andalan Valencia. Tak heran jika Sisskho dicintai oleh fans Valencia.
Sayangnya, Sissikho pindah ke Liverpool tahun 2005, dengan nilai transfer sebesar 5,3 juat euro, fans Valencia sangat sedih melihat pemain yang mereka julukin ‘Black Gold’ ini memutuskan pindah.
Di Anfield, dengan cepat Sissokho menjadi pilihan fans The Reds, setiap Sissokho tampil selalu ada bendera Mali dengan tulisan ‘Momo is Boss’.
Kehadiran Javier Mascherano membuat posisi Sissokho tergusur dan akhirnya pindah ke I Bianconeri hingga sekarang.
Momo Sissokho, Cedera Membawa Berkah
Written By jieenk on Minggu, 29 Agustus 2010 | Minggu, Agustus 29, 2010
Suka Kisah Ini?
Baca Juga Kisah Muallaf:
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar